Ada yang berbeda pada pelaksanaan upacara bendera hari Senin (19/9) di Kampus SMA-SMK Pembangunan Karangmojo. Di pagi tersebut dilaksanakan upacara bendera peringatan Hari Lahir LP Ma’arif NU ke-93 yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru SMA-SMK Pembangunan Karangmojo. Upacara tersebut terselenggara di halaman sekolah mulai pukul 07.00 WIB.
Kegiatan upacara mengangkat tema Harlah LP Ma’arif NU ke-93 “Bergerak Bersama untuk Bangkit dan Bermartabat.” Pembina upacara Ibu Dra. Tri Wulandari dalam sambutannya membacakan amanat Ketua LP Maarif NU PBNU dalam Harlah LP Ma’arif NU ke-93. Berikut isi amanat tersebut.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Bapak dan Ibu sekalian, serta anak-anak ku yang kami banggakan
Marilah kita
awali momentum kali ini dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT
atas segala karunia yang diberikan kepada kita semua. Sehingga kita pada hari ini dapat bersama-sama
memperingati Hari Lahir Lembaga
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama yang ke-93 di
tahun 2022 ini.
Sholawat serta salam, kita
sanjung dan haturkan kepada Nabi Muhammad
Saw. Suri tauladan paling sempurna, yang keteladanannya dapat kita wariskan kepada anak-anak didik kita semua. Semoga
khidmah kita melalui Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama ini menjadi washilah bagi kita semua
untuk mendapatkan syafaat dari baginda
Rasulullah Saw kelak di yaumul qiyamah. Allahumma amin.
Selanjutnya, untuk mengenang segala warisan para mu’asis dan ulama Nahdlatul Ulama. Wabil khusus kepada
hadratus syaikh KH. Hasyim Asy’ari,
KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, serta pendiri Lembaga Pendidikan Ma’arif NU KH Wahid Hasyim sang transformer pendidikan yang telah mampu
mendorong kebangkitan (nahdlah) umat
Islam sebagai umat yang bermartabat melalui dunia pendidikan. Atas segala capaian tersebut, marilah kita
mengheningkan cipta sejenak dengan membaca fatihah. Lahumul fatihah…
Bapak dan
Ibu Pengurus serta Guru-guru LP Ma’arif NU seperjuangan…
Lembaga
Pendidikan Ma’arif PBNU baru saja menyelesaikan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dihadiri oleh
seluruh Pengurus Wilayah se-Indonesia.
Berbeda dengan Rakernas sebelumnya, Rakernas
kali ini hadir pada saat kita
harus merespon berbagai perubahan fundamental yang terjadi di tengah masyarakat. Perubahan ini setidaknya disebabkan 2 (dua) peristiwa besar. Pertama, peristiwa Pandemi Covid- 19 yang berdampak pada terjadinya learning
loss pada siswa kita. Pemerintah
telah merilis, Covid-19 dalam tahun 2020-2021 ini telah berdampak pada berkurangnya kemajuan belajar pada siswa kita
yang membutuhkan waktu 5 sampai 6
bulan untuk memperbaikinya.
Kondisi ini tentu kerugian besar
bagi kita semua. Karena kita semua mengetahui,
hal ini akan menghambat kita dalam mewujudkan visi Generasi Emas dalam Satu Abad NU di tahun 2026, serta visi SDM Unggul
di tahun 2024 sebagaimana yang dicanangkan Pemerintah.
Kedua, peristiwa pesatnya perkembangan teknologi yang kita kenalden gan Revolusi Industri 4.0. Setidaknya, Revolusi Industri 4.0 ini berdampak pada terjadinya perubahan mendasar pada 3 (tiga) sektor kehidupan umat manusia, yaitu: (1) berubahnya pola hidup manusia (the changing nature of life); (2) berubahnya ekosistem kerja (the changing nature of work); dan (3) berubahnya ekosistem pendidikan (the changing nature of education). Untuk yang terakhir, tanpa pandemi Covid-19 sekalipun, dunia pendidikan akan bergerak ke arah mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran/ pendidikan. Kehadiran Covid-19 hanya mempercepat saja kita ke arah digitalisasi dan otomisasi proses pendidikan. Di sini, teknologi tidak hanya menjadi tools atau media untuk menyampaikan bahan ajar, tapi justru teknologi menjadi sumber belajar itu sendiri. Dengan bantuan teknologi, menjadikan semua orang dapat mengakses sumber pengetahuan dari mana saja dan kapanpun.
Atas dasar itu, berdasarkan dua peristiwa besar tersebut, Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU melihat
ekspektasi masyarakat terhadap peran
dan fungsi lembaga pendidikan tidak lagi sama dengan sebelumnya. Untuk itu kami mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pengurus dan
guru untuk bersama-sama melakukan transisi
dalam menghadirkan lembaga pendidikan yang responsif dan adaptif dengan perubahan. Kita tidak dapat lagi menyelenggarakan tatakelola pendidikan
secara konvensional di tengah tingginya
harapan masyarakat dengan lahirnya tatakelola pendidikan yang terdigitalisasi dan otomatisasi. Sama halnya kita tidak
dapat lagi menghindar dari
tuntutan lulusan yang memiliki kemampuan literasi digital dan kompetensi Abad 21 sebagaimana yang diharapkan masyarakat saat ini.
Bapak/ Ibu
Pengurus dan Guru LP Ma’arif NU, serta Bapak/Ibu Wali Murid sekalian yang kami hormati…
Transisi
sebagaimana yang dimaksud membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan di lingkungan
Nahdlatul Ulama untuk menghadirkan
ekosistem pendidikan yang sehat, tidak terkecuali
para wali murid yang notabene adalah guru bagi siswa kita tatkala berada di lingkungan keluarga. Ekosistem pendidikan yang sehat adalah ekosistem pendidikan yang ramah,
nyaman, dan mendukung tumbuh
kembangnya siswa dan guru secara optimal. Melalui ekosistem pendidikan yang sehat, kita tidak hanya
akan mampu mentransfer
pengetahuan secara optimal kepada siswa, tapi juga mampu mewariskan cara hidup sehat yang akan menjadi rujukan para siswa sepanjang hayat.
Tantangan
mewujudkan ekosistem pendidikan yang sehat tidaklah mudah. Hal setidaknya dibuktikan dipengaruhi oleh 2 (dua) hal
berikut: Pertama, masih
cukup masifnya berbagai tindak kekerasan yang
terjadi di lingkungan lembaga
pendidikan. Berdasarkan data yang dirilis
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, sejak Januari 2022 saja, ada sebanyak
514 kasus dengan jumlah korban sebanyak
626 korban kekerasan yang terjadi di lingkungan lembaga
pendidikan.
Kedua, masih masifnya gerakan infiltrasi oleh kelompok yang mendukung pemahaman intoleran. Hal ini di samping bertentangan dengan tujuan menghasilkan generasi muda yang demokratis sebagaimana tersaji dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, juga bertentangan dengan kompetensi Abad 21 yang menekankan kemampuan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).
Berangkat dari fakta dan fenomena tersebut, sebagai upaya untuk memastikan lahirnya ekosistem pendidikan yang sehat di lingkungan Nahdlatul Ulama, maka Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama mengajak kepada seluruh pengurus di tingkat Cabang dan Wilayah untuk membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan, Perundungan, dan Intoleransi pada Satuan Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, atau yang diistilahkan dengan satgas Ma’arif Bermartabat. Melalui upaya ini, diharapkan siswa, guru, bahkan seluruh warga madrasah dan sekolah di lingkungan Nahdlatul Ulama dapat tumbuh dan mengembangkan potensinya dengan nyaman dan aman.
Bapak dan Ibu sekalian yang kami muliakan….
Kami menyadari, bahwa berbagai upaya yang kami lakukan tidak akan membuahkan hasil apapun jika kita tidak bergerak bersama-sama. Pepatah lama mengatakan, “Jika ingin berjalan cepat, maka berjalanlah seorang diri. Namun jika ingin berjalan jauh, maka berjalanlah bersama-sama.” Hal ini mengisyaratkan kepada kita, bahwa kerja jangka Panjang ini harus kita lakukan secara bersamasama. Pengurus, guru, siswa, bahkan wali murid semuanya memiliki andil dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang adaptif dengan berbagai perubahan, serta nyaman dan aman untuk tumbuh kembangnya siswa dan guru.
Demikian amanat
yang dapat kami sampaikan dalam Peringatan Hari Lahir Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama ke-93 ini.
Semoga kita senantiasa diberi
kekuatan Bergerak Bersama untuk Bangkit dan
Bermartabat dalam menghadirkan lembaga pendidikan yang adaptif dan responsif, serta lingkungan pendidikan
yang sehat bagi semua.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith
Tharieq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
19 September 2022
Ketua LP Ma’arif NU PBNU,
Muhammad Ali Ramdhani
0 KOMENTAR
ISI KOMENTAR