Adanya kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan hal ini didasari bahwa arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehingga dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang dipakai di satuan pendidikannya karena kurikulum itu dapat diibaratkan sebagai jantung pendidikan.
Saat ini pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas generasi muda. Perubahan yang paling mendasar dan yang terbaru adalah perubahan kurikulum.
Banyak pertanyaan di benak pendidik/guru ataupun masyarakat Indonesia baik itu keluhan ataupun respon yang mendukung ataupun tidak mendukung adanya perubahan kurikulum.
Masih banyak yang beranggapan bahwa kurikulum berubah karena adanya pergantian menteri pendidikan, riset dan teknologi, dalam pemikiran mereka setiap ganti menteri pasti akan ganti kurikulum yang pada akhirnya akan memberatkan pendidik/guru ataupun sekolah.
Mengapa Kurikulum harus Berubah?
Alasan utama Mengapa kurikulum perlu adanya perubahan adalah Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman. Kurikulum yang baik adalah Kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dan masa depan.
Kurikulum tidak dapat dipergunakan dalam satu waktu terus menerus karena dunia terus berubah. Maka dunia pendidikan sebagai pilar utama dalam membangun dan mendidik generasi harus pula turut berubah.
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa, Maksud atau tujuan Pendidikan adalah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun sebagai anggota masyarakat. Maka dari itu, demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran termasuk kurikulum yang diselenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Pada dasarnya, setiap implementasi kebijakan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuan guru mengimplementasi dengan benar. Implementasi tersebut sedikit banyaknya dipengaruhi oleh persespi dan interpretasi yang dimiliki oleh guru-guru
Persepsi dan interpretasi guru terhadap kurikulum berakar pada pengetahuan dan pengalaman guru itu sendiri .kurikulum setidaknya mencakup empat komponen utama: 1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2) Pengetahuan, ilmuilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-mana. 3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid untuk mendorong mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang dirancang. 4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum
Tidak dapat dipungkiri bahwa Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan, dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung oleh kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, peserta didik bahkan lembaga itu sendiri. Dimana kepala sekolah harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya gurunya harus memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh peserta didik, lalu siswa juga harus bermutu, maksudnya siswa dapat belajar dengan baik, giat belajar,menjadi siswa yang kreatif dalam setiap pemecahan masalah . serta kritis dalam setiap pelajaran.
Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan menurun dan perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunya prestasi siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru.
Apa yang harus dilakukan oleh Pendidik terhadap adanya perubahan kurikulum?
Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut kita dapat memilih menjadi guru/pendidik tipe apa. Pada dasarnya ada tiga tipe guru/pendidik terhadap kurikulum yaitu
1. Guru pelaksana kurikulum.Tipe guru ini melaksanakan kurikulum secara text book,artinya dia sepenuhnya taat terhadap juklak dan juknis yang terdapat dalam kurikulum. Sumber belajar pun hampir sepenuhnya mengadalkan kepada materi yang terdapat pada buku pelajaran. Dia sama sekali tidak berpikir mengembangkan kurikulum yang sebenarnya memberikan peluang untuk dikembangkan.
2. Guru pengembang kurikulum. Karakter guru seperti ini adalah selain dia mengacu kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi dia mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi siswa, mengingat karakteristik daerah dan siswa beragam. Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki otonomi untuk merancang rencana skenario pembelajaran, materi yang akan diberikan, cara menyampaikannya, dan cara untuk menilainya. Dalam melaksanakan pembelajaran pun, dia lebih kreatif dan inovatif menggunakan model atau belajaran, mengembangkan bahan ajar dan menggunakan sumber belajar yang beragam. Pembelajaran lebih mengedepankan pendekatan kontekstual dan PAIKEM agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.
3. Guru sebagai kurikulum itu sendiri.Artinya, guru menjelma menjadi “kurikulum hidup” (teacher as a living curricullum). Guru bukan hanya sebatas menjadi penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai pendidik yang membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, guru wajib menjadi teladan (uswah hasanah/ role model)bagi siswanya karena apa yang diucapkan dan dilakukannya akan menjadi contoh bagi siswa. Dengan kata lain, guru sebagai “kurikulum hidup” adalah sumber belajar yang berjalan yang menebar hikmah dan pelajaran kepada siswa sehingga mampu menjadi motivator dan inspirator bagi semua siswanya.
Tinggal kita memilih untuk menjadi tipe guru seperti apa, yang perlu diingat bahwa guru/pendidik sebagai ujung tombak/garda terdepan hendaknya terus untuk berkembang/belajar, jika diibaratkan guru sebagai “gergaji” maka gergaji tidak akan dapat memotong/membelah kayu jika tidak diasah, walaupun tanpa diasal masih dapat digunakan untuk membelah/memotong akan tetapi hasil yang didapatkan tidak akan maksimal.
Sebagai seorang guru/pendidik kita harus tetap semangat untuk terus belajar dimana saja dan kapan saja selama kita masih hidup, terus berkarya dan berinovasi serta berkolaborasi dengan semua pihak.
0 KOMENTAR
ISI KOMENTAR